
Surakarta, 23 Oktober 2025 — Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta kembali menorehkan prestasi akademik membanggakan melalui partisipasi aktif dalam ajang The 3rd International Conference on Islamic Education and Instruction (ICIEI) 2025, yang diselenggarakan pada Kamis (23/10/2025) di Ruang Teater Utama SBSN.
Tahun ini, ICIEI mengangkat tema besar “Navigating a Sustainable Future: Leveraging Technology to Enhance Science Learning and Foster Innovation in Islamic Education” — sebuah tema yang menekankan pentingnya inovasi teknologi dalam membangun masa depan pendidikan Islam yang berkelanjutan. Konferensi internasional ini diikuti oleh peserta dari 55 universitas di delapan negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Malaysia, Nigeria, Afganistan, Pakistan, Zambia, dan Filipina, dengan total 447 abstrak yang diterima.
Mahasiswa MPI Sebagai Generasi Akademik yang Siap Bersaing Global
Dalam forum ilmiah bergengsi tersebut, sebanyak 28 mahasiswa S1 Prodi Manajemen Pendidikan Islam tampil sebagai pemakalah, baik secara onsite maupun online, menyajikan hasil penelitian yang menggambarkan kemampuan analisis, inovasi, dan kepemimpinan mereka dalam bidang manajemen pendidikan Islam.
Para mahasiswa menunjukkan keberanian intelektual dengan mengangkat topik-topik yang beragam dan aktual, mulai dari manajemen kurikulum, kepemimpinan sekolah, branding lembaga pendidikan Islam, hingga strategi pengembangan mutu berbasis teknologi.
Di antara pemakalah, Adinda Putri Utami mempresentasikan riset berjudul “The Strategy of the Head of Administration in Improving the Quality of Administrative Services at Muhammadiyah Al-Kautsar Junior High School Special Program” yang menyoroti pentingnya kepemimpinan administrasi dalam meningkatkan pelayanan sekolah. Sementara itu, Arifa Ardiani meneliti strategi kepala sekolah dalam peningkatan profesionalisme guru di SMA Muhammadiyah PK Kartasura, dan Safela membahas penerapan quality management melalui perencanaan strategis sekolah di SMAN 1 Banyudono.
Mahasiswa lain seperti Rusty Alya Gawin menyoroti kepemimpinan perempuan dalam organisasi Islam Kohati HMI, sedangkan Innaki Afuzy Sit Fatmazahra Ray Albatul mengkaji pola kepemimpinan lembaga pendidikan Islam di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
Isu-isu inovatif lainnya juga diangkat oleh Nendra Farid Hidayat yang meneliti digital branding sekolah Islam, Nasywa Putri Syaicha yang mengeksplor strategi guru dalam integrasi teknologi digital di MAN 1 Surakarta, serta Nasywa Mahdiyya Firdausy yang membahas sinergi antara kepemimpinan Islam dan inovasi untuk keberlanjutan manajemen sekolah.
Selain itu, beberapa mahasiswa MPI juga mengangkat tema penting terkait kurikulum dan sarana prasarana pendidikan. Shidiq Fatakhur Rozaq, Adivfa Koernia Aptary, dan Fitri Novita Sary masing-masing mengupas manajemen kurikulum dan fasilitas pendidikan di sekolah Islam, sedangkan Riska Widi Hapsari dan Triya Rohmatul Wijayanti meneliti pengembangan kurikulum mu’adalah di pesantren Al-Musyaddad Klaten.
Keterlibatan mahasiswa MPI ini tidak hanya menunjukkan keluasan wawasan akademik, tetapi juga memperlihatkan bagaimana mahasiswa mampu menerjemahkan teori manajemen pendidikan Islam ke dalam praktik dan riset kontekstual di lapangan.
Keikutsertaan mahasiswa dalam ICIEI 2025 mendapat dukungan penuh dari jajaran pimpinan fakultas dan dosen pembimbing. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah, Prof. Dr. H. Fauzi Muharom, M.Ag., mengapresiasi semangat mahasiswa MPI yang aktif berkontribusi dalam forum akademik internasional.
“Partisipasi mahasiswa dalam konferensi internasional ini merupakan bentuk nyata dari semangat ilmiah yang kami tanamkan di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah. Mereka tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga berani mempresentasikan hasil risetnya di hadapan akademisi dari berbagai negara. Ini adalah bukti bahwa mahasiswa kita siap berdaya saing global dengan tetap menjunjung nilai-nilai Islam,” ujar beliau.
Sementara itu, Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag., menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), harus diarahkan untuk memperkaya proses pendidikan tanpa kehilangan nilai spiritual.
“Teknologi bukan sekadar alat, melainkan sarana untuk memperkuat nilai moral dan spiritual dalam pendidikan Islam. Inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa kita harus membawa manfaat bagi kemanusiaan dan kemajuan pendidikan Islam,” ungkapnya dalam sambutan pembukaan konferensi.
Wujud Nyata Sinergi Akademik dan Nilai Keislaman
Kehadiran mahasiswa MPI dalam ICIEI 2025 menjadi cerminan nyata dari visi Program Studi Manajemen Pendidikan Islam untuk mencetak lulusan yang unggul, berkarakter, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Mereka tidak hanya menunjukkan kemampuan riset, tetapi juga menjadi duta akademik yang memperkenalkan gagasan-gagasan pendidikan Islam progresif ke kancah internasional.
Melalui forum ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman akademik yang berharga — mulai dari menyusun paper ilmiah berstandar internasional, berkomunikasi dalam bahasa akademik global, hingga berdiskusi langsung dengan peneliti dan praktisi pendidikan dari berbagai negara.
Konferensi ICIEI juga menjadi ruang kolaborasi dan pertukaran pengetahuan lintas budaya, yang memperkaya perspektif mahasiswa dalam memahami dinamika manajemen pendidikan di era digital.
Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama dan refleksi akademik yang menggugah semangat peserta untuk terus berkontribusi dalam pengembangan pendidikan Islam yang inovatif, berkelanjutan, dan berakar kuat pada nilai-nilai spiritualitas.
Dengan semangat tersebut, mahasiswa MPI UIN Raden Mas Said Surakarta tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa semangat keilmuan, inovasi, dan nilai-nilai Islam ke panggung akademik internasional.
