Bg

Berita

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) Di Sdit Muhammadiyah Al-Kautsar

13 December 2023

Oleh Ayu Setyaningrum dan Ria Dwi Vransiska

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk menggambarkan implementasi Program Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di SD Muhammadiyah Al – Kautsar Kartasura. Untuk mengetahui personalia yang terlibat dalam penyususnan Evaluasi Diri Sekolah terkait penentuan kebutuhan personalia dan proses penentuan kebutuhan personalia. Untuk mengetahui proses penyusunan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) secara manual dan elektronik. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa implementasi Program Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di SD Muhammadiyah Al – Kautsar Kartasura sudah terlaksana dengan baik, seperti adaya program kerja setiap tahunnya. Badan Usaha Milik Al-kautsar adalah dari Koordinator BUMA yang berfungsi sebagai penentuan kebutuhan personalia meliputi kebutuhan guru dan karyawan dalam melakukan EDS yang akan diproses perekrutan oleh waka SDM. Dalam konteks SDIT Muhammadiyah Alkautsar, kepala sekolah menyusun tim yang membantu kepala sekolah mengembangkan sekolah, yaitu Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Humas dan ismuba, Waka Prestasi dan BUMA, dan Waka Sarpras. Komite Sekolah dan Paguyuban orang tua murid (Alkapom) juga ada untuk mendukung atau membantu dan juga meberikan evaluasi terhadap kinerja atau program sekolah. Masing-masing waka, koordinator, dan Alkapom membuat program kerja.

Keyword: Evaluasi Diri Sekolah (EDS), Proses penyusunan EDS, Kebutuhan EDS, Mutu Pendidikan, Rencana Kerja Sekolah

PENDAHULUAN

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan salah satu upaya dalam perbaikan dan peningkatan mutu Pendidikan, yang merupakan komitmen Pemerintah Indonesia diterapkan melalui berbagai program prioritas dan dituangkan dalam bentuk kebijakan, salah satunya berupa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (Kementerian Pendidikan Nasional, 2009). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) tersebut ada dua hal utama yang harus dilakukan untuk penjaminan mutu pendidikan, yakni: (1) melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS); dan (2) melakukan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD). Menurut (Kholidah et al., 2022) dalam penelitiannya yang megacu pada pasal 15 Permendikbud nomor 6 Tahun 2018 juga menjelaskan terkait penugasan guru sebagai kepala sekolah, dinyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) kepala sekolah selain sebagai supervisor adalah sebagai evaluator (melaksanakan evaluasi), dimana program evaluasi yang dimaksud adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS).

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan sebagai proses pelaksanaan program evaluasi internal yang dilakukan sekolah untuk mengetahui kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah serta sebagai bahan masukan untuk membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dalam upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

Menurut (Gustini & Mauly, 2019) dalam penerapan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) juga memberikan dampak positif terhadap pembelajaran di kelas. Pembelajaran lebih inovatif, prestasi siswa meningkat dan juga kepuasan dari stakeholder baik internal maupun eksternal. Selain itu, sekolah juga membuat standar baru setelah proses Evaluasi Diri Sekolah (EDS) selesai sebagai aktualisasi kenaikan mutu sekolah. Menurut W Edward Deming salah satu tokoh penting dalam dunia quality. Ia dikenal sebagai salah satu “Great Quality Pioneers”, mengatakan bahwa mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Maka dengan melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) secara berkala maka diharapkan mampu meningkatkan mutu atau kualitas sekolah.

Dalam penelitiannya menurut (Hartono & Bisri, 2020) upaya dalam peningkatan mutu Pendidikan melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS), ternyata mampu menaikkan kompetensi dan perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan oleh lembaga untuk berkembang lebih baik lagi. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) juga memberikan stimulasi kepada kepala sekolah khusunya dalam mengembangkan potensi yang dimiliki serta mengetahui kelemahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki. Dengan demikian sekolah akan melakukan inovasi- inovasi baru dalam rangka menaikkan mutu pendidikan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data dan sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data dari hasil wawancara kepada informan, melalui website sekolah, serta data-data lainnya berupa dokumentasi, arsip-arsip, serta foto-foto yang menunjang data utama. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi partisipan, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif ini dilakukan secara wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Implementasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar

Dalam pengertiannya, program EDS ini merupakan suatu proses yang menganalisis secara internal kelebihan dan kelemahan sekolah dan mengidentifikasi kinerja sekolah dalam pencapaiannya terhadap 8 SNP. Evaluasi Diri Sekolah merupakan upaya sekolah untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh sekolah sendiri berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala, bahkan ancaman.

Dalam temuan peneliti, implementasi program EDS di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar ini awalnya guna memenuhi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjamin Mutu Pendidikan (SPMP) yang mengharuskan “terbangunnya budaya mutu pendidikan” serta “terpetakannya mutu pendidikan yang rinci pada satuan pendidikan”. EDS ini merupakan salah satu komponen penting Sistem Penjamin Mutu Pendidikan (SPMP) karena melalui EDS ini sekolah dapat mengevaluasi kinerja sekolah secara internal oleh komponen sekolah itu sendiri.

Beberapa proses atau tahapan dalam penerapan EDS di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar ini. Pertama, pelatihan pengisian instrumen EDS yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ke seluruh sekolah kemudian sekolah mensosialisasikan kepada seluruh warga sekolahnya. Kedua, pengumpulan data atau informasi yang berupa instrumen dan telah diisi oleh para responden. Ketiga, pengorganisasian atau analisis data-data atau informasi tersebut. Keempat, pelaporan hasil evaluasi tadi.

Adapun hasil dari observasi dan wawancara yang penulis lakukan didapatkan bahwa implementasi dalam Evaluasi Diri Sekolah di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar terbagi sebagai berikut:

  1. Penentuan kebutuhan personalia meliputi kebutuhan guru dan karyawan. Guru yg menetukan adlah waka kurikulum, karyawan kebersihan & keamanan waka sarpras, karywana BUMA (Badan Usaha Milik Al-kautsar) adalah dari Koordinator BUMA.
  2. Kebutuhan guru dan karyawan tersebut dirapatkan ke kepala sekolah dan akan diproses perekrutan oleh waka SDM.

Dalam konteks SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar, kepala sekolah menyusun tim yang membantu kepala sekolah mengembangkan sekolah, yaitu: waka kurikulum, waka kesiswaan, waka humas dan ismuba, waka prestasi dan BUMA, dan waka sarpras. Komite Sekolah dan Paguyuban orang tua murid (Alkapom) juga ada untuk mendukung/membantu/dan juga mmberikan evaluasi terhadap kinerja/program sekolah. Masing-masing waka, koordinator, dan Alkapom membuat prgram kerja. Program kerja yang telah dilaksanakan oleh SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar secara rutin sebagai berikut,

  1. Program Harian
  2. Do’a Pagi Bersama
  3. Mingguan
  4. Ramen (Rabu Mengaji)
  5. Setoran Tahfidz Guru
  6. Kajian Kamis Pagi (KaKaP)
  7. Koordinasi Rutin Karyawan
  8. Bulanan
  9. Koordinasi atau Rapat Guru dan Karyawan
  10. Kajian Kemuhammadiyahan
  11. Pengajian rutin lapanan ahad kliwon
  12. Tahunan
  13. Pemberian Reward Guru dan Karyawan
  14. Rapat Kerja Tahunan Guru
  15. Magang Guru dan Karyawan
  16. Study Banding
  17. Raport Guru

Seluruh anggaran yang digunakan untuk menunjang terlaksananya program-program tersebut berasal dari peserta didik melalui SPP, infaq serta BUMA (Badan Usaha Milik Al Kautsar).

B.    Kendala dan tantangan dalam penerapan  program EDS SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar

Dalam temuan penelitian tantangan dan kendala dalam penerapan EDS di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi berjalannya proses EDS tersebut. Untuk faktor pendukung terjadinya pelaksanaan SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar antara lain adanya koordinasi yang baik antar stakeholder, hubungan kerjasama dan rasa kekeluargaan yang tinggi antar warga sekolah, motivasi yang cukup besar dari seluruh komponen sekolah dan antusiasme warga sekolah.

Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: kurangnya pemahaman guru, banyaknya pertanyaan pada instrumen, kejenuhan yang dialami para responden dalam pengisian instrumen, serta waktu untuk mengisi instrumen sangat singkat. Berdasarkan temuan penelitian, untuk mengatasi beberapa hambatan di atas perlu dilakukan: (a) mengintensifkan sosialisasi kepada guru-guru, (b) melakukan pendampingan dan pendekatan kepada guru-guru saat pengisian instrumen, (c) memotivasi guru supaya bersemangat dalam mengisi instrumen EDS.

KESIMPULAN

Proses pelaksanaan diantaranya yaitu: (1) perencanaan atau persiapan, (2) pengumpulan informasi, (3) pengorganisasian dan analisis data, (4) pelaporan. Faktor pendorong pelaksanaan EDS secara internal adalah (1) SDM, (2) koordinasi antar stakeholder, (3) komunikasi dan rasa kekeluargaan antar warga sekolah, secara eksternal adalah dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan motivasi dari LPMP. Faktor penghambat secara internal adalah (1) kejenuhan terhadap instrumen EDS, (2) singkatnya waktu, (3) kurangnya pemahaman guru, Dampak EDS antara lain (a) mempermudah sekolah dalam pembuatan RKS/RKAS dan (b) mempermudah sekolah untuk mengidentifikasi kekurangan, kelebihan akan kinerja sekolah, kekuatan yang dimiliki sekolah untuk dikembangkan serta tantangan yang akan dihadapi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Gustini, N., & Mauly, Y. (2019). Implementasi SPMI dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar. Jurnal Islamic Educational Management, 4(2), 229–244. http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/isema

Hartono, T., & Bisri, M. (2020). Pelaksanaan Evaluasi Diri Madrasah (Edm) Di Mi Muhammadiyah Karan Karanganyar. At-Ta’lim: Jurnal Pendidikan, 9(July), 1–23.

Hidayat Sutisna, S., Rozak, A., & Renanda Saputra, W. (2023). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah. JIIP – Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(9), 6895–6902. https://doi.org/10.54371/jiip.v6i9.2718

Ilham, I. (2021). Kebijakan Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar. Ainara Journal (Jurnal Penelitian Dan PKM Bidang Ilmu Pendidikan), 2(3), 154–161. https://doi.org/10.54371/ainj.v2i3.70

Kholidah, L. N., Ruhiat, Y., & Suherman. (2022). Pelaksanaan Supervisi Dan Evaluasi Diri Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Smp Negeri Kota Serang. Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 10(1), 73–80. http://journal.ummat.ac.id/index.php/geography

Rahmi, N., & Fauzi, R. (Universitas G. (2021). Implementasi Perencanaan Strategis Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar. Jurnal Magister, 8, 1–10.