Oleh: Sholihul Fahmi Salman Rosyidi dan Kurniawan Aldi Prastiyo
ABSTRAK
Dalam pengelolaan Lembaga Pendidikan tentu dibutuhkan mutu Lembaga Pendidikan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam mengukur mutu tersebut tentu dibutuhkan evaluasi. Evaluasi diri sekolah adalah salah satu evaluasi yang dapat dilakukan dengan mandiri oleh Lembaga Pendidikan. Berdasarkan hal tersebut penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui implementasi evaluasi diri sekolah. Penulisan dalam artikel ini menggunakan pendekatan kualititatif jenis deskritif, dengan subjek kepala sekolah pengumpulan data dilakukan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis didapakan kesimpulan yaitu Evaluasi diri sekolah adalah sebuah proses pelaksaanaan penilaian diri lembaga pendidikan guna melihat kelebihan dan kelemahan lembaga sehingga dapat melakukan peningkatan atau perbaikan kualitas. Pada hakikatnya evaluasi diri sekolah digunakan untuk mengidentifikasi pencapaian sekolah, menemukan prioritas kebutuhan dan perbaikan, sebagai data guna pengambilan keputusan, serta meningkat mutu pendidikan. Berdasarkan hasil implementasi EDS, sekolah mampu menghasilkan data dan bukti yang lengkap serta akurat untuk membuat rencana kerja sekolah (RKS) yang lebih baik, lebih kompetitif dan lebih progresif. Setelah sekolah mampu merumuskan program-program dari rencana kerja terbaiknya maka diimplementasikan semaksimal mungkin sehingga mutu pendidikan dapat tercapai sesuai dengan standar Pendidikan nasional yaitu standar isi, standar proses, standar pendidik dan kependidikan, standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana, standar komptensi lulusan, standar pengelolaan dan strander penilaian.
Kata kunci : Evaluasi Diri Sekolah.
PENDAHULUAN
EDS merupakan evaluasi internal yang yang dilaksanakan oleh semua pihak atau pendiri pendidikan (stakeholders) di sekolah untuk mengetahui secara menyeluruh kinerja sekolah dilihat dari pencapaian SPM dan 8 SNP dan mengetahui kekuatan serta kelemahannya secara signifikan sehingga akan diperoleh masukan untuk membuat Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) dalam Upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan. EDS juga merupakan instrumen utama dalam implementasi tahapan SPMP. Secara singkat, tahapan SPMP dimulai dari (1) pengumpulan data, (2) analisis data, (3) pelaporan/pemetaan, (4) penyusunan rekomendasi, dan (5) upaya pelaksanaan ekomendasi dalam bentuk program peningkatan mutu pendidikan. Dalam implementasi Tahap 1 SPMP, EDS menjadi alat untuk pengumpulan data tentang capaian 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) oleh sekolah. Jadi, secara garis besar, EDS terdiri dari 8 (delapan) bagian sesuai dengan masing-masing SNP. Namun, dalam 4 (empat) tingkatan capaian yang ditentukan dalam EDS, Tingkat 1 dan 2 masih mengukur capaian sekolah/madrasah untuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan, seperti yang ditentukan dalam Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010, bagi sekolah/madrasah yang masih belum mampu mencapai SNP. Tingkat 3 ditujukan untuk mengukur capaian SNP, dan tingkat yang paling tinggi, Tlngkat 4, mengukur capaian sekolah/madrasah yang sudah melampai SNP; misalnya pada sekolahsekolah yang sudah menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Di negara Inggris, EDS disebut dengan SSSE (Supported School Self-Evaluation). Program ini sudah cukup lama diterapkan sebagai instrumen utama untuk dasar penyusunan program peningkatan mutu pendidikan. Pengisian instrumen ini dilaksanakan secara berkala oleh Kepala sekolah bersama Komite sekolah dengan diverifikasi oleh Pengawas sekolah yang bertugas membina sekolah tersebut. SSSE ini sangat mendorong peningkatan pencapaian standar pendidikan di sekolah. Di Indonesia, penerapan EDS sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh sekolah bersama Komite sekolahnya saja dalam Tim Pengembang Sekolah (TPS), namun juga didukung oleh Pengawas Sekolah yang lebih berfungsi sebagai verifikator dan validator terhadap hasil penilaian yang dilakukan oleh sekolah bersama komitenya. Pengawas juga merupakan salah satu anggota TPS. Dengan keterlibatan Pengawas sekolah, diharapkan hasil pengumpulan data EDS yang diperoleh benar-benar valid memetakan kondisi pencapaian sekolah terhadap SNP atau SPM dengan seobjektif mungkin, yang kemudian menjadi landasan pengembangan program satuan pendidikan dalam bentuk sebuah dokumen perencanaan di satuan Pendidikan yaitu rencana kegiatan sekolah (RKS).Evaluasi di sekolah sebenarnya sudah sering dilakukan namun masih bersifat eksternal sehingga program EDS ini diharapkan sebagai cerminan sekolah dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja sekolah. Program EDS ini dilaksanakan setiap setahun sekali setelah akhir tahun dengan melibatkan seluruh komponen sekolah serta diawasi oleh pengawas sekolah. EDS ini juga merupakan bagian dari usaha pengembangan karakter khususnya tentang kedisiplinan dan kejujuran karena perlu adanya kejujuran dan keterbukaan dari perangkat sekolah dalam mengisi instrumen EDS tersebut.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan/ menggambarkan keadaan tentang evaluasi diri sekolah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian kualitatif deskriptif ini adalah dan kepala sekolah SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar Kartasura dengan Bapak Nasrul Harahab S. PdI., M.Pd
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada hari Senin 30 Oktober 2023 yang bertempat di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar Kartasura
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan dengan Ibu Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar, yaitu :
Evaluasi diri sekolah adalah EDS adalah proses evaluasi diri sekolah yamg bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan SPM dan SNP yang hasilnya dipakai sebagai dasar Penyusunan RKS dan sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kab/kota.dalam proses evaluasi diri sekolah di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar yaitu kebijakan yang dilakukan dalam pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah yang dilaksanakan di SMA tersebut yaitu Evaluasi Diri Sekolah dilakukan atau dtiugaskan terhadap seluruh tenaga pengajar ataupun Stakeholder disekolahan tersebut,kemudian dengan dilakukan secara system dan manual,kegiatan ini dilakukan secara periode selama satu tahun pembelajaran dengan opsi mingguan,bulanan,maupun tahunan.
Di dalam SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar evaluasi diri sekolah untuk saat ini sudah menjadi raport pendidikan itu untuk negara melalui teknologi yaitu dengan mengisi survey melalui internet dan untuk internal yaitu dengan evaluasi mingguan setiap hari jumat, evaluasi semester setiap akhir semester penerimaan raport, dan tahunan detail kenaikan kelas sehinga apa saja program yang dilakukan di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar dapat secara satu periode menjadikan tau hal apa saja yang perlu dievaluasi untuk program pembelajaran tahun berikutnya,dalam hal itu menjadikan SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar ini menjadi sekolah berprestasi yang di akui oleh pemerintah Kabupaten Sukoharjo mejadi sekolah Berprestasi di 2023. Dengan dilakukannya rapat oleh tenaga pendidikan. Semua Sistem yang ada di dalamnya di evaluasi mulai dari Sumber Daya Manusia kemudian proses pembelajaran sampai kepada evaluasi dari HRD.dalam hal itu seluruh proses managemen evaluasi diri sekolah di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar ini terevaluasi seluruhnya. sebagai contohnya melakukan pelanggaran dan kompetensi pengajaran itu semua di observasi secara global kepada guru dan juga ada yang perlu di apresiasi ada juga yang perlu di ingatkan semua guru tersebut.
Kemudian dalam bidang TU, Sarpras, Humas dan lain-lain semuanya itu pada hari Jumat menyampaikan kendala dan solusi karena itu merupakan proses evaluasi yang harus di benahi yang harus di kerjakan di seminggu ke depan untuk menangani suatu kendala pada evaluasi di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar di periode evaluasi mingguan. di adakan rapat kordinasi yang di lakukan hari Selasa dengan saling mengingatkan dan kendala pembiayaan yang menuju ke Sarpras dan solusi masalah pembiayaan dengan cara menunggu pemasukan bila sudah tersedia maka dijalankan Sarpras yang belum terpenuhi di sekolah tersebut
manajemen pembiyaan sekolah adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya keuangan yang tersedia di sekolah. Manajemen keuangan sekolah bertujuan untuk memastikan bahwa sekolah memiliki sumber daya keuangan yang cukup untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam managemen keuangan di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar.
proses perencanaan,pengelolaan keuangan ini dilakukan dengan secara sesuai dengan kebutuhan dalam satu periode pembelajaran di setiap tahunya,dalam perecanaan keuangan di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar yaitu dilakukan rapat program kerja awal tahun pembelajaran saat PPDB sehingga agar dapat terpenuhi segala proses kegiatan pembelajaran selama satu periode.
proses pengelolaan keuangannya di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar sudah dilakukan secara system,mulai dari pembayaran SPP siswa sampai kepada nanti SPP tersebut dialokasikan dalam setiap bagian kegiatan mulai dari kegiatan pembelajaran, kegiatan ekstrakulikuler sampai kepada kegiatan tahunan sekolah. Kemudian di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar Pembayaran SPP dilakukan dengan menggunakan aplikasi web dengan tujuan dapat memudahkan wali siswa dalam proses pembayaran dan kemudian keuntungan bagi sekolah dari aplikasi sendiri dapat mengingatkan kepada wali siswa yang belum membayar SPP.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dan guru sudah memahami tentang konsep disiplin itu sendiri. Guru- guru juga sudah mengetahui berbagai peraturan yang ada di sekolah dan berusaha untuk mematuhi peraturan- peraturan tersebut. Pelaksanaan program pengembangan profesionalisme SDM (guru) di SMA Muhammadiyah PK Al-Kautsar Kartasura dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru diwujudkan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan kegiatan-kegiatan antara lain: peningkatan keterampilan dan keahlian melalui pelatihan sosialisasi KTSP dan pelatihan komputer, studi lanjut, MGMP untuk masing-masing guru bidang studi, seminar, workshop. Dalam menentukan media pembelajaran itu sangat penting. Karena itu berpengaruh pada kemampuan siswa, jadi kalau metode atau modelnya itu tepat pada materi pembelajarannya maka siswa akan paham terkait dengan materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA